Etika Artificial Intelligence
9:42:00 AM
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai apa itu AI, sejarah singkat AI, cara AI bekerja dan jenisnya, serta pendapat para ahli bagaimana masa depan AI yang menimbulkan banyak pertanyaan. Salah satunya, bagaimana cara kita mengembangkan sebuah kecerdasan buatan tanpa kehilangan kendali atas kecerdasan tersebut?
Permasalahan tentang cara mengembangkan sebuah kecerdasan buatan tanpa kehilangan kendali berhubungan dengan etika terhadap AI. Etika AI atau etika komputer adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan penggunaan komputer ataupun teknologi AI. (Arighi, 2013). Hingga, saat ini belum ada kesepakatan bersama mengenai kode etik AI. Biasannya perusahaan-perusahaan yang mengembangkan sistem berteknologi AI mempunyai prinsip tersendiri. Sehingga AI yang diciptakannya tidak menimbulkan permasalahan di masyarakat. Salah satu perusahaan yang mengembangkan teknologi AI adalah Microsoft Corporation.
Menurut pihak Microsoft, semua pihak harus membangun landasan kepercayaan yang kuat. Pengguna tidak akan menggunakan solusi dari teknologi kecerdasan buatan jika tidak percaya bahwa solusi tersebut memenuhi standar keamanan, privasi, dan keselamatan. (Noviyanti, 2018).
Microsoft telah menyusun 6 prinsip dalam pengembangan dan penyebaran solusi yang didukung oleh AI :
1. Privasi dan keamanan
Sistem AI harus mematuhi undang-undang privasi yang
mengatur pengumpulan, penggunaan dan penyimpanan data, dan memastikan bahwa
informasi pribadi yang digunakan sesuai dengan standar.
2. Transparansi
Karena AI semakin memengaruhi kehidupan setiap orang, kita harus memberikan
informasi kontekstual tentang bagaimana sistem AI beroperasi sehingga
masyarakat dapat memahami bagaimana keputusan dibuat dan lebih mudah dalam
mengidentifikasi potensi bias, kesalahan, dan hasil yang tidak diinginkan.
3. Keadilan
Ketika sistem AI membuat keputusan tentang perawatan medis atau pekerjaan, misalnya,
mereka harus membuat rekomendasi yang sama untuk semua orang dengan gejala atau
kualifikasi serupa
4. Keandalan
Sistem AI harus dirancang untuk dapat beroperasi dengan jelas dan menjalani
pengujian yang ketat untuk memastikan bahwa mereka merespon dengan aman dalam
situasi yang tidak terduga, dan tidak berevolusi dengan cara yang tidak sesuai
dengan ekspektasi.
5. Inklusivitas
Solusi AI harus dapat mengatasi berbagai kebutuhan dan pengalaman manusia
melalui praktik desain yang inklusif dalam mengantisipasi hambatan potensial
dalam produk atau lingkungan yang dapat secara tidak sengaja mengucilkan
seseorang.
6. Akuntabilitas
Orang yang mendesain dan memasang sistem AI harus bertanggung jawab
bagaimana sistem mereka beroperasi. Norma akuntabilitas untuk AI harus
memanfaatkan pengalaman dan praktik dari sektor lain. (Noviyanti, 2018)
Etika AI sangat diperlukan dalam perkembangan kecerdasan buatan, agar permasalahan tentang kecerdasan tanpa kendali tidak benar-benar terjadi dan dapat menghilangkan kecemasan manusia tentang teknologi AI dimasa yang akan datang. Pada akhirnya, prospek AI dengan kecerdasan dan kemampuan manusia super memberi kita tantangan yang luar biasa untuk menyatakan suatu algoritma yang menghasilkan superethical behavior. (Bostrom & Yudkowsky, 2008).
References
Arighi. (2013, January 2). blogspot. Retrieved from blogspot: http://arighi45.blogspot.com/
Bostrom, N., & Yudkowsky, E. (2008). The Ethics Of Artificial Intelligence. New York: Cambridge University Press.
Noviyanti, D. A. (2018, April 23). Microsoft Indonesia News Center. Retrieved from News Microsoft: https://news.microsoft.com/id-id/2018/04/23/etika-jadi-bagian-terpenting-dalam-teknologi-kecerdasan-buatan-ai/